Berita

Temukan berita terbaru tentang Fakutlas Pertanian

PERTANIAN BERKELANJUTAN : Pertanian masa depan

657

Pertanian berkelanjutan adalah bentuk pertanian masa depan karena dapat berperan ganda, yaitu economic services, food services, energy services, dan environment services. Demikian disampaikan oleh Ir. SPM Budisusanti, M.Sc., Asisten Deputy Pengendalian Pencemaran Agroindustri dan Usaha Skala Kecil, Kementrian Lingkungan Hidup RI, pada saat memberikan Kuliah Umum kepada para mahasiswa dan dosen di Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Yogyakarta belum lama ini. Pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi keniscayaan mengingat tantangan kondisi lingkungan yang semakin berat maupun tuntutan pemenuhan kebutuhan yang semain kuat. Kondisi lingkungan terkini menunjukkan terjadinya degradasi lahan, kelangkaan air bersih, kehilangan biodiversitas, oenurunan biodiversitas genetik pertanian, maupun perubahan iklim. Sementara itu tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan, air, energi meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Disamping itu juga peningkatan kebutuhan karena peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan.

Budisusanti yang juga merupakan salah satu alumni Fakultas Pertanian angkatan 1981 lebih lanjut menyatakan bahwa, masih diperlukan banyak upaya untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan. Indikator ekonomi menunjukkan bahwa berdasarkan data dari Kementrian PPK/Bappenas penciptaan lapangan kerja mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir (2011-2013) dibandingkan periode 2007-2010. Diperlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas untuk penyediaan lapangan kerja yang lebih banyak.

Indikator lingkungan hidup juga menunjukkan bahwa upaya perbaikan kualitas lingkungan masih perlu ditingkatkan. Indikator pertanian menunjukkan perkembangan produksi komoditas utama pertanian (padi, kedelai, jagung, gula, daging sapi dan kerbau) meskipun belum mampu memenuhi kebutuhan. Menurut data dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), impor komoditi pangan utama tahun 2004-2013 secara fluktuatif meningkat. Impor beras di tahun 2004 tercatat 236,9 ribu ton pernah meningkat paling tinggi menjadi sebesar 2.750,4 di tahun 2011. Demikian juga komoditas kedelai, jagung, gula, daging sapi, bawang merah, dan cabe juga cenderung mengalami peningkatan.

Inilah sebenarnya tantangan sekaligus peluang bagi sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian untuk turut berkontribusi nyata dalam mengangkat berbagai solusi menuju pertanian yang berkelanjutan. Jumlah peneliti Indonesia cukup banyak, tercatat lebih dari 21.000 peneliti di tahun 2009, cukup banyak jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, naum rasio peneliti Indonesia terhadap jumlah penduduk tergolong rendah yaitu tidak lebih dari 100 peneliti per 1 juta penduduk (Data diolah dari World Bank (2013). Selain itu dana penelitian dan pengembangan di Indonesia juga masih sangat perlu ditingkatkan. Saat ini tercatat dana penelitian dan pengembangan sangat kecil (0,08% dari pendapatan domestik bruto, PDB), lebih kecil dari negara-negara tetangga di ASEAN (Data Kementrian PPK/Bappenas). (@pty)

#pertanian #berkelanjutan #: #pertanian #masa #depan