02 September 2025 - 14:47
Oleh : Admin
Yogyakarta, 2 September 2025 – Bagaimana cara menjaga tanah tetap subur di wilayah yang kering dan minim air? Pertanyaan itu menjadi topik menarik dalam kuliah umum bertajuk “Soil Conservation in Arid Environment” yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY).
Kuliah ini menghadirkan Prof. Dr. Baelhadj Hamdi Aissa, pakar agronomi dan ilmu tanah dari University of Ouargla, Aljazair. Beliau membagikan pengetahuan dan pengalamannya tentang tantangan sekaligus peluang dalam mengelola tanah di kawasan arid (kering).
Mengapa Daerah Arid Penting?
Tahukah Anda bahwa hampir separuh daratan bumi adalah wilayah arid? Menurut Prof. Hamdi, daerah kering ini dihuni oleh lebih dari 2,5 miliar orang dan menyumbang hampir setengah kebutuhan pangan dunia. Sayangnya, wilayah ini rentan terhadap kekeringan, perubahan iklim, dan kerusakan tanah.
Salah satu masalah besar yang dihadapi adalah desertifikasi, atau proses perubahan lahan subur menjadi tandus. Setiap tahunnya, sekitar 24 miliar ton tanah subur hilang akibat praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan, deforestasi, dan pengaruh iklim ekstrem.
Selain itu, erosi angin juga menjadi tantangan besar. Tanah berpasir yang kering mudah beterbangan, membawa serta unsur hara penting. “Di Iran, erosi angin meningkat hingga 30% karena perubahan iklim,” jelas Prof. Hamdi. Dampaknya tidak hanya pada lahan pertanian, tetapi juga pada kesehatan manusia akibat debu.
Untungnya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melawan degradasi tanah:
- Barikade alami – Menanam pohon palma atau vegetasi lain untuk menahan hembusan angin.
- Barikade fisik – Pemasangan penghalang pasir agar bukit pasir tidak mudah berpindah.
- Revegetasi – Menanam kembali tumbuhan asli agar tanah lebih terlindungi.
- Biological Soil Crusts (Biocrusts) – Lapisan mikroorganisme seperti alga, lumut, dan bakteri yang menempel di permukaan tanah, membantu menahannya agar tidak mudah tererosi.
Selain erosi, ada juga masalah salinisasi, yaitu penumpukan garam di tanah akibat irigasi air asin atau penguapan tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, tanah akan kehilangan produktivitasnya. Solusinya antara lain dengan sistem drainase yang baik dan pencucian garam (leaching).
“Wilayah arid memang penuh tantangan, tapi juga punya peran vital untuk ketahanan pangan dunia. Dengan riset dan inovasi, kita bisa menjaga tanah tetap produktif dan berkelanjutan,” tutup Prof. Hamdi.
Kuliah umum ini membuka wawasan baru, terutama bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian UPNVY, tentang pentingnya menjaga tanah di wilayah kering agar tetap menjadi penopang kehidupan bagi miliaran orang di dunia.