01 Desember 2025 - 15:33
Oleh : Admin
Yogyakarta, 1 Desember 2025 – Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta baru saja menggelar Lomba Desain Motif Batik 2025, yang berhasil menarik perhatian sekitar 40 peserta pelajar SMP dan SMA dari seluruh Indonesia. Lomba ini bertujuan untuk menggali potensi kreatif generasi muda dalam mendesain motif batik yang tidak hanya memiliki nilai seni tinggi tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian yang menjadi tulang punggung negara.
Pada ajang yang penuh antusiasme ini, Alfian Yafa Putra dari SMK Negeri 5 Yogyakarta berhasil meraih juara pertama dengan desain motif batik berjudul “Sri Harita Pranajivana”. Desain ini menampilkan motif wayang Dewi Sri yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran, khususnya yang berkaitan dengan padi dan pertanian. Motif parang yang digunakan dalam desain ini menggambarkan kekuatan dan semangat juang. "Filosofi utama desain batik ini menegaskan bahwa kehidupan yang seimbang, kuat, dan makmur hanya dapat tercapai ketika manusia hidup selaras dengan alam, menghargai tradisi, dan menjaga hubungan harmonis antarunsur kehidupan," tulis Alfian mengenai makna dari karyanya.
Di posisi kedua, Mukhamad Fairuzudin Juanedi dari SMA Negeri Taruna Oamong Oraja, Jawa Timur, meraih penghargaan dengan desain “Lumbung Pangan”. Desain ini memanfaatkan motif jagung, padi, serta elemen flora lainnya yang menggambarkan kekayaan dan kekuatan pertanian Indonesia. "Motif ini memvisualisasikan Lumbung Pangan (Bumi Emas), menegaskan bahwa kekayaan Indonesia berasal dari bumi dan alamnya," ungkap Fairuzudin pada dokumen yang diunggah. Dengan gaya padat dan detail halus, desain ini memberikan kesan mewah dan elegan.
Salma Aqilah Asya dari SMA Negeri 1 Wiradesa, Pekalongan, meraih juara ketiga dengan desain “Kembang Pari”. Desain ini, yang didominasi oleh motif flora menyerupai bulir padi dan dedaunan, merupakan simbol harapan akan rezeki, kesuburan, dan kebaikan budi pekerti. "Motif ini terinspirasi dari kehidupan agraris dan perjuangan petani," tulis Salma tentang filosofi karyanya.
Dzacky Cahya Adiansyah, dari SMK Negeri Brondong, Lamongan, Jawa Timur, mendapat penghargaan sebagai juara harapan dengan desain berjudul “Swarnabumi Anggrek”. Desain ini menggabungkan rangkaian motif padi, bunga anggrek bulan, dan buah kopi/ceri yang melambangkan keindahan flora Indonesia. Dzacky menjelaskan dalam deskripsi karyanya, "Batik ini adalah sebuah perayaan atas kesuburan dan kemakmuran (diwakili Padi) serta keindahan alam (diwakili Anggrek) yang dianugerahkan kepada Nusantara."
Lomba ini dinilai oleh dua juri yang berkompeten di bidangnya: Dr. Hadjar Pambudi, dosen dan kurator seni yang memiliki pengalaman luas dalam dunia seni rupa, dan KRT Subowo Kriyonagoro, praktisi batik dan pemilik Allusan Batik, yang telah dikenal luas karena kiprahnya dalam melestarikan dan mengembangkan seni batik tradisional.
Keberhasilan para juara dalam lomba ini membuktikan bahwa batik, yang telah menjadi simbol budaya Indonesia, tidak hanya bertahan lama, tetapi juga terus berkembang dengan inovasi dan kreativitas yang mengangkat tema-tema lokal dan nasional. Desain-desain yang ditampilkan oleh para peserta menunjukkan kedalaman pemahaman mereka terhadap tradisi batik sekaligus menampilkan berbagai elemen penting dalam kehidupan Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian yang memiliki peranan vital dalam perekonomian negara.
Melalui ajang ini, Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta berharap dapat terus menginspirasi generasi muda untuk berinovasi dalam mengembangkan batik sebagai bagian dari warisan budaya yang tak ternilai harganya, serta memberikan dampak positif bagi pelestarian dan pengembangan sektor pertanian di Indonesia.
ID
EN